Motif Politis, Partai Swedia Tebar Islamophobia

Posted by arif fortuna Berita, Eropa 05.04

SWEDIA, Media Fortuna - Akibat kampanye islamophobia dari sejumlah partai Ekstrimis Sayap Kanan Eropa, partai Sayap Kanan Swedia ikut-ikutan melancarkan kampanye agresif anti minoritas Islam di negara Skandinavia tersebut, kampanye ini sangat sarat muatan politis.

Dalam sebuah wawancara ekslusif Islam Online.net dengan Presiden Asosiasi Umat Islam Swedia untuk Perdamaian dan Keadilan, Anna Wara mengatakan: “aksi partai sayap kanan yang gencar menebar kampanye anti warga muslim minoritas di Swedia adalah sebuah tren baru dalam mendapatkan suara publik. Artinya jika Anda ingin mendapatkan suara publik dan posisi politik yang strategis, langkah awal yang harus Anda lakukan ialah musuhi umat Islam.”

“Suara-suara sumbang yang ditujukan terhadap warga muslim semakin kental terasa, terutama di media massa Swedia” lanjut Anna mengungkapkan ketidakpuasannya.

“Iklim media Swedia sudah banyak berubah, masyarakat sudah lumrah dengan kebiasan media yang mencitrakan image ofensif dan radikalis terhadap umat Islam. Bahkan, guna meraup popularitas dan keuntungan materi, seorang cukup menulis seputar kekerasan dan terorisme Islam serta problem-problem terkait dengan imigran-imigran muslim” ungkap Anna.

Bahkan bulan lalu Jimmy Akesson, Pimpinan Partai Demokrat Swedia melempar opini ke publik bahwa keberadaan umat Islam merupakan ancaman berbahaya bagi Swedia.

Partai yang mengaku nasionalis dan berdiri tahun 1988 ini dikenal sangat anti-Islam. Bahkan tahun 2006 silam, ketika kasus penghinaan nabi Muhammad Saw lewat karikatur di media Denmark mencuat, partai demokrat Swedia pun turut ambil bagian dalam menebar karikatur tersebut dalam situs elektronik mereka, mereka mengklaim bahwa itu merupakan bentuk dari kebebasan berpendapat.

Namun Anna menggaris-bawahi meski kampanye anti umat Islam gencar dilakukan Partai Demokrat Swedia, namun masyarakat Swedia masih bersikap objektif dalam menilai umat Islam. Dan kondisi umat Islam Swedia masih belum separah di Negara-negara Eropa lain seperti Denmark dan Perancis yang menerapkan undang-undang yang diskriminatif terhadap warga muslim. (fortuna/IOL)