Tanggapi Uni-Eropa, Israel Meradang

ISRAEL, Media Fortuna - Sehari pasca pernyataan Uni Eropa terkait Jerusalem, Israel meradang. Hal ini ditandai dengan pengesahan Knesset Rabu (9/12) terhadap RUU yang mengharuskan pemerintah untuk melakukan “polling” sebelum keputusan  penarikan pasukan dari wilayah jajahan.

Menurut ketentuan UU itu, setiap perjanjian damai yang menuntut penarikan pasukan dari wilayah jajahan perlu persetujuan lebih dari setengah anggota Knesset dan bila telah mendapatkan persetujuan parlemen, baru dilakukan jajak pendapat sekitar 80 hari sebelum ratifikasi.

Undang-undang yang sepenuhnya didukung oleh pemerintahan Netanyahu ini erat kaitannya dengan wilayah Yerusalem Timur, Dataran Tinggi Golan dan Tepi Barat. UU ini semakin memperkuat posisi pihak Israel yang kontra terhadap penarikan pasukan Israel dari Golan sesuai tuntutan perjanjian damai dengan Syria.
Sangat kentara terlihat bahwa pengesahan RUU yang sempat mengalami beberapa kali penundaan di masa silam merupakan balas dendam Israel terhadap pernyataan Uni Eropa baru-baru ini terkait Yerusalem.

Selasa (8/12) kemarin, para menteri luar negeri Uni-Eropa mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa posisi Yerusalem sebagai wilayah berstatus jajahan mengharuskannya menjadi ibukota kedua negara, Israel dan Palestina. Hal itu berlaku selama proses penyelesaian damai kedua belah pihak masih berlangsung.

Uni-Eropa kembali menegaskan penolakannya terhadap kebijakan Israel yang mencaplok wilayah Yerusalem Timur: "Uni Eropa tidak akan mengakui perubahan batas apapun yang telah dikenal sejak 1967 termasuk berkenaan dengan Yerusalem, kecuali perubahan batas yang memang disetujui kedua belah pihak yang bertikai. Jika memang ingin mewujudkan perdamaian nyata dalam penyelesaian sengketa Timur Tengah, maka harus lewat negosiasi dengan memposisikan Yerussalem sebagai ibukota dua negara.”

Meski Perancis berhasil menggagalkan satu paragraf dalam teks asli dari rancangan resolusi yang diajukan oleh Swedia terhadap Uni Eropa yang intinya memberikan dukungan agar Yerusalem Timur dijadikan ibukota negara Palestina, tapi secara umum resolusi itu sangat positif. Karena penegasan Yerussalem sebagai wilayah yang masih berstatus jajahan secara tidak langsung menolak klaim Israel yang menyatakan Yerussalem adalah ibukota abadi entitas Zionis.

Pernyataan Uni-Eropa tergolong penting ditengah santernya perjuangan Zionis menghapus identitas Arab dan Islam dari Yerussalem sebagai langkah awal pengakuan entitas Israel "negara Yahudi".

Selain rintangan-rintangan besar yang membuat Israel berpikir keras dalam proses yahudisasi Yerussalem, maka kebijakan Knesset mempercepat persetujuan RUU itu tergolong sebagai gerakan penggagalan upaya otoritas Palestina dalam memproklamirkan kemerdekaan Palestina secara sepihak.

Intinya, RUU yang disahkan Knesset secara eksplisit menantang Obama, Eropa dan Arab. Bahkan pengesahan bermakna penghentian seluruh pembicaraan perdamaian, karena Obama dan rakyat Palestina mesti mencari opsi lain selain kata “damai”. (fortuna/moheet)

Posted by arif fortuna on 15.15. Filed under , , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0

0 komentar for �Tanggapi Uni-Eropa, Israel Meradang�

Leave comment

dailyvid

FLICKR PHOTO STREAM

2010 BlogNews Magazine. All Rights Reserved. - Designed by SimplexDesign